--> Skip to main content

Ngidam Angeun Tutut ( sayur siput ) bumbu kuning

Sampurasun … Rampes ….

Blog mang Yono. Ngidam Angeun Tutut ( sayur siput ) bumbu kuning. Kalau bukan karena Neng Nelis istrinya tercinta yang ngidam Angeun Tutut, males banget Yono pagi-pagi turun ke sawah hanya untuk mencari tutut – tutut di sawah, sedangkan Yono tidak punya sawah, ya pasti dah ngapruk sawah orang lain, khan Yono tahu binatang tutut adalah binatang yang paling kenceng larinya itu menurut dongeng si kancil dan siput yang berlomba lari dan pemenangnya adalah Tutut atau siput, pasti kebayang khan, itu sawah dan tanaman padinya pasti guler alias ledug hehehe. 

Nama latin tutut atau siput adalah pila ampullacea. Gaya khan, tutut punya nama keren, . Lalu, yang membuat Yono rela turun ke sawah untuk berburu tutut adalah, Ucapan atau perkataan Nelis istrinya yang membuat hati Yono gembira.

Ngidam Angeun Tutut ( sayur siput ) bumbu kuning 
 Ngidam Angeun Tutut ( sayur siput ) bumbu kuning

“Kang, sepertinya saya lagi ngidam, pengen sekali makan angeun (sayur) tutut ( siput)..”

Nah, Si Yono sudah lama mendambakan momongan, Yono pun bersemangat memenuhi permintaan si Utun Inji (jabang bayi) dalam kandungan  Neng Nelis. 

Setelah berhasil mengumpulkan tutut seember, itu bukan hanya cukup untuk istrinya, tetapi buat si Yono, karena Yono juga doyan makan angeun tutut , Yono pun pulang ke rumah. Istrinya kemudian menyuruh Yono untuk menyiapkan segala sesuatunya, karena istrinya meminta Yono untuk memasak tutut.

Setelah merendam tutut dalam ember yang diisi air, berdasarkan pengalaman Nelis, semakin lama tutut direndam, semakin baik, karena tutut akan mengeluarkan kotorannya sebelum dimasak nanti. Yono lalu menyiapkan bumbu-bumbu seperti yang dipandu Nelis untuk membuat Angeun Tutut / sayur Siput bumbu Kuning,yaitu :


Bawang merah.
bawah putih,
kemiri,
daun salam,
laos atau lengkuas,
sereh,
Gula merah,
Garam.

Setelah direndam, Si Yono mulai membersihkan tutut yang didapatnya dengan cara menggosok cangkangnya hingga bersih, lalu memotong sedikit ujung bagian moncongnya untuk membuang kotorannya, sekaligus berfungsi sebagai saluran udara saat tutut dicok-crok atau bahasa nasionalnya cara makan tutut disedot-sedot dengan sedikit tenaga. Lubang itu juga berfungsi sebagai celah masuknya bumbu, karena biasanya bagian depan tutut akan tertutup rapat oleh Talapoknya / Pintunya.

Setelah Selesai membersihkan dan menyiapkan Tutut, Yono mulai meracik bumbunya. Biasanya Nelis yang mengerjakan. Tapi kali ini spesial, Yono pun rela melakukannya.

Cara memasaknya :
Yono memasukkan 5 siung bawang merah,
5 siung bawang putih,
5 butir kemiri, ke dalam cowet (cobek) dan mulai menguleknya.
Setelah halus bumbu tadi segera ditumisnya. Saat tumisan sudah menyebarkan aroma harum, Yono memasukkan tutut yang sudah dibersihkan tadi ke dalam penggorengan, lalu menambahkan air secukupnya, daun bawang, garam, gula secukupnya, sereh, laos dan daun salam..

Saat Yono asyik memasukkan kayu bakar ke dalam hawu , Nelis menghampirinya, membuka tutup penggorengan dan mencicipi masakan buatan suaminya. Tanpa banyak komentar, ia ‘memperbaiki’ kekurangan-kekurangan dari masakan suaminya, entah itu menambahkan gula atau garamnya. Yang jelas, masakannya itu tanpa penyedap rasa (buatan), karena semuanya sudah sedap dari sananya.

“Masih lama ini teh, Lis?” tanya Yono yang ikut mencicipi masakannya sendiri. Boleh juga rasanya. “Lima menitan lagi!” jawab Nelis. Nah, setelah 15 menitan dimasak, akhirnya angeun tutut bumbu kuning a la chef Yono itu sudah siap untuk disajikan. Yono pun menyajikannya ke hadapan istrinya tercinta yang sudah menunggu dengan nasi putih pulen yang masih hangat karena baru di-akeul, tak lupa disertai sambel goang.

Yono dan Nelis pun makan dengan lahap sampe monyong-monyong karena harus nyokcrok tutut 
Angeun Tutut (bumbu kuning
Airnya habis diseruput duluan
# Adegan nyokcrok tutut jangan ditiru kalau bukan ahlinya, buat yang tidak ahli nyokcrok, gunakanlah pencukil dari lidi atau tusuk gigi baru dan bersih untuk mengeluarkan daging tututnya. Terus, jangan sekali-kali membuka tutut dengan menggigit cangkangnya, karena bisa melukai mulut. Lebih-lebih kalo sampe memakan tutut sekalian cangkangnya”

Setelah selesai makan dan teurab saking nikmatnya, Yono mendekati Istrinya, 

“Kapan kita ke Puskesmas buat periksa si Utun Inji?” tanyanya sambil mengusap-usap perut istrinya yang sedikit membulat. 

“Siapa yang hamil?” Nelis malah balik nanya. Yono mengernyitkan dahinya, 

“Lah, tadi katanya ngidam…”

Terus, kenapa perutmu buncit waktu saya pegang barusan?” Yono masih nggak percaya dengan jawaban Istrinya. 

“Ya gimana nggak buncit atuh Kang, saya kan makan tutut habis sebaskom!, terus kalau pengen makan sayur Tutut harus ngidam dulu?”
# Si Borokokok dah heheheh.



Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments