--> Skip to main content

Bajaj Biru BBG Ramah Lingkungan

Sampurasun ... Rampes

MANGYONO.com - Kemarin saya nyoba naik Bajaj yang menggunakan bahan bakar Gas, sambil duduk manis dibelakang abang bajaj... La iya lah masa duduk di depan abang bajaj hehehe

Jaman yang terus berubah, mau tidak mau diperlukan juga perubahan di segala hal agar tidak tergilas dan kemudian tertinggal. Dalam hal ini perubahan itu terjadi pada bajaj.

Bajaj Biru BBG Ramah Lingkungan
Bajaj Biru BBG Ramah Lingkungan

Bajaj memiliki penampilan yang baru dengan beberapa sentuhan inovasi di bahan bakarnya. Kini bahan bakar bajaj menggunakan bahan bakar gas (BBG) namun untuk bentuk kendaraan tidak mengalami perubahan. Tetap mempertahankan bentuk fisik yang sama, masih dengan roda tiga. Dan diberi sentuhan warna yang agak cerah, warna biru muda. Suara yang keluar dari knalpot sudah tidak bising seperti bajaj yang dahulu, sekarang lebih bersahabat dengan telinga. Begitupun asap yang dikeluarkannya tidak lagi mengebul, sekarang tidak ada asap sama sekali. Bajaj pun sudah tidak bergetar namun lebih tenang dan menenangkan suasana di jalan raya. Dengan beberapa perubahan ini membuat bajaj (BBG): “angkutan lingkungan” (tertulis di bagian sisi samping badan bajaj) menjadi lebih ramah lingkungan. Ketika bajaj (BBG) memasuki ruang-ruang jalan kecil tidak mengganggu ketenangan lingkungan masyarakat yang dilewatinya. Sungguh berbeda dengan kondisi sebelumnya yang senantiasa membawa kebisingan.

Saya iseng tanya – tanya si abang bajaj :
Ternyata Harga pasaran bajaj yang menggunakan bahan bakar gas (BBG) alias bajaj biru di Indonesia mahal sekali. Harganya sekitar Rp 70 juta.... Mahal sekali ya?. Padahal saya pernah baca katanya di India harganya sekitar 24 Jutaan ... Widih 3kali lipat harganya ya.

Kata abang bajaj mahalnya bajaj ini karena kendaraan tersebut masih saja masuk kategori barang mewah. Bisa jadi pemprov DKI Terkendalanya peremajaan ya karena itu. Bea masuk tinggi karena digolongkan barang mewah. Itu yang bikin susah peremajaan di Jakarta.

Selambat-lambatnya pada akhir 2016 sudah tidak ada lagi bajaj oranye
 Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan selambat-lambatnya pada akhir 2016 sudah tidak ada lagi bajaj oranye di seluruh wilayah DKI Jakarta. Namun, menurut yang saya baca sampai Oktober 2014 ini, masih ada 8.000 bajaj oranye di Ibu Kota.

Kata abang bajaj, pengisian BBG di Jakarta pun masih sedikit, mungkin karena pengguna BBG masih sedikit juga ya.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments