--> Skip to main content

Nyiru / Tampah, Alat Dapur Tradisional Indonesia

Sampurasun ... Rampes

MANGYONO.com –  Nyiru / Tampah, Alat Dapur Tradisional Indonesia. Keberadaan alat Tampah atau di daerah Sunda lebih dikenal dengan nama Nyiru, sudah cukup lama dan secara turun-temurun digunakan oleh masyarakat pulau Jawa.

Nyiru atau Tampah yaitu alat dapur tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Bentuknya bundar dengan diameter antara 36 hingga 70 cm. Pada bagian tepi diberi lapisan irisan bambu melingkar atau di daerah Sunda dikenal dengan nama Wengku / penguat, lebar dari wengku sekitar 3-5 cm, Mungkin nama Nyiru atau Tampah di masyarakat lain di Nusantara mempunyai istilah berbeda.

 Nyiru / Tampah, Alat Dapur Tradisional Indonesia

Baca juga Peralatan Masak Tradisional Indonesia Dandang atau Se’eng

Tampah atau Nyiru dikatakan tradisional, karena dibuat secara manual, menggunakan ketrampilan tangan tanpa bantuan mesin. Harga alat dapur ini relatif murah sekitar Rp 5.000 – Rp 20.000. Tergantung besar kecilnya ukuran tampah. Ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Banyak pasar tradisional yang masih menjual alat ini. Demikian pula sentra produk anyaman bambu juga masih banyak membuat tampah.Walaupun dalam perkembangannya, ditemukan alat serupa berbahan plastik, tetapi keberadaan tampah masih tetap eksis dan banyak diminati oleh ibu rumah tangga termasuk Istri saya hehehe.

Tampah yang berkualitas bagus terbuat dari anyaman kulit bambu atau istila di saya disubut dengan Hinis. Tampah yang terbuat dari Hinis itu akan lebih awet. Sementara tampah yang terbuat dari daging bambu, kurang begitu awet, karena mudah rusak. Salah satu jenis bambu yang dipakai sebagai bahan membuat tampah, adalah bambu apus atau bambu tali. Jenis bambu ini sangat lentur dan mudah “dihua”  atau dibelah”.

Nyiru / Tampah nangkub.
 Nyiru / Tampah nangkub. Nyiru saya tak menggunakan hinis / kulit bambu semua, tapi menggunakan daging bambu. Foto jepretan admin

Sampai  saat ini, tampah masih banyak dijumpai di masyarakat termasuk di daerah saya di Kp. Gardu, Desa Bendungan, Pagaden barat, Subang, Jawa Barat, Indonesia. Bahkan para pedagang tradisional yang menjajakan makanan juga kadang menggunakan alat tampah untuk menaruh makanan.
Tampah paling sering dipakai untuk Napian menampi beras yang hendak dimasak atau gabah yang akan ditumbuk. Karena beras adakalanya masih bercampur dengan kotoran, hu’ut atau dedak ataupun berupa kerikil maupun gabah. Untuk memisahkan secara manual dengan tangan, maka alat yang digunakan adalah Nyiru / Tampah. Nyiru / Tampah digunakan untuk membersihkan kotoran atau benda yang tidak diperlukan pada beras atau kacang-kacangan yang ditapinya sebelum dimasak.


Cara untuk Napian / Menampi beras :
Pertama : Beras ditaruh di tampah.

Kedua : lalu kedua jari tangan memegang tepian nyiru.

Ketiga : Tampah diputar-putar dengan tangan, otomatis kotoran akan mengumpul dan selanjutnya bisa dipisahkan dari beras. Cara ini dilakukan berulangkali hingga gabah atau kotoran lain habis.

Keempat : Lalu tampah digerak-gerakkan ke atas ke bawah pada sisi depan. Maka otomatis, kulit gabah atau dedak akan terbang, sementara berasnya akan tetap jatuh ke tampah.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments