--> Skip to main content

Pelabuhan di Cilamaya gagal, Wapres Lirik Subang


Sampurasun ... Rampes.

MANGYONO.com - The government has changed its plan to build a new port in Cilamaya and is seeking a better location in Subang or Indramayu, West Java..

Vice President Jusuf Kalla said the main reason to move the new port’s location to another regency was because waters in the area were already crowded by offshore mining activities and oil tankers transporting crude oil to Jakarta and other cities. 


FOTO : Pelabuhan Tanjug Priok Jakarta
 FOTO : Pelabuhan Tanjug Priok Jakarta,  Pelabuhan yang akan di bangun di Subang atau Indramayu ini untuk membantu Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah susah di perluas lagi.

Hahaha ... Maksudnya mau nulis begini loh ...  

Taggal 2 April 2015 Wakil Presiden Jusuf Kalla membatalkan pembangunan pelabuhan di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat pembangunan pelabuhan di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat  usai meninjau lokasi proyek pengeboran minyak milik PT Pertamina dan Kawasan Industri Karawang menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma dan ditemani beberapa menteri, katanya pembangunan pelabuhan akan bergeser ke timur seperti Subang atau Indramayu, tapi masih di wilayah Jawa Barat. Apalagi sebentar lagia ada Toll Cipali yang menunjang pelabuhan tersebut. Baca Pembuatan Jalan Tol Cikampek - Palimanan atau baca yang ini Antara tol Cikampek - Palimanan (Cipali) dan PT Dahana.

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, rencana pelabuhan di Cilamaya gagal karena mengganggu produksi Pertamina. Di bawah laut Kalen Kalong begitu banyak pipa dan sulit untuk dipindahkan. Apalagi biasanya kalau membangun pelabuhan membutuhkan kerukan yang begitu dalam.

" Memang betul juga ya .... Kalau produksi berhenti sehari saja, menurut saya pertamina akan kehilangan minyak ribuan barel. Seperti waktu saya kerja di Proyek Vico Indonesia yang berada di Kalimantan Timur, pekerjaan proyek sampai di uber – uber biar cepet selesai, karena PT. Vico Indonesia, mendapat kerugian dari berhentinya pengeboran Gas, untungnya masih punya mesin – mesin tenaga cadangan untuk mengganti itu, Cuma waktunya hanya 4 – 7 hari, pekerjaan pun dilemburkan sampai jam larut malam ... Biar cepet selesai . Nah, apalagi kalau proyek pelabuhan yang akan menghabiskan waktu pembangunan bertahun – tahun, otomatis pertamina harus memindahkan pipa di bawah laut... Halah, itu menurut saya loh yang minim ilmu, apalagi menurut pemikiran orang yang ngerti bisnis ... Hehehe."

Menurut yang saya baca di surat kabar, memang betul sekali Pertamina menentang rencana pembangunan pelabuhan di Cilamaya, karena akan mengganggu operasional dan secara teknis berbahaya bagi anjungan minyak dan pipa minyak milik Pertamina Hulu Energi ONWJ di Laut Jawa. Tidak hanya itu, bila pelabuhan Cilamaya dibangun, Pertamina harus memindahkan banyak anjungan minyak. Hal tersebut berdampak pada potensi kehilangan pendapatan negara dari produksi migas di wilayah kerja PHE ONWJ. Menurut General Manager PHE ONWJ katanya, masih ada sekitar 900 juta barel cadangan minyak di ONWJ. Bila dikalikan dengan harga minyak mentah US$ 100 per barel dikalikan kurs rupiah Rp 10.000 per dolar, itu nilainya sama dengan Rp 900 triliun. Waw .... Itu duit semua loh ... heheheh.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments