--> Skip to main content

Baduy Banten ... Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak

Baduy Banten ... Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak

“Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak” merupakan semboyan dari sebuah suku di Banten yang bernama Baduy sebagai bentuk kewajiban mereka untuk melestarikan dan menjaga alam. Suku Baduy mendiami sebuah daerah yang terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Suku Baduy terletak di desa Ciboleger, Lebak, Banten dan terdiri dari dua bagian, baduy luar dan baduy dalam. 

Baduy Banten ... Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak
 Baduy Banten ... Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak


Cicakal Girang yang dikenal dengan Kampung ‘Baduy’ muslim. Yah, karena penduduk yang tinggal di situ semuanya beragama Islam. Mereka bukanlah berasal dari suku Baduy asli. Tapi mereka mendapat pengecualian untuk bermukim di tanah ulayat Baduy. 

Baduy muslim tidak ada kewajiban bagi mereka untuk mengikuti upacara adat yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar. 

 Pernikahan baduy luar
  

Nah, Kenapa coba bisa terbentuk komunitas Islam di tanah Baduy itu?... Menurut yang admin peroleh dari keterangan.... Ini bermula dari timbulnya persoalan pencatatan pernikahan bagi suku Baduy. Berdasarkan kepercayaan Sunda Wiwitan yang mereka anut, salah satu syarat sah pernikahan adalah dibacakannya syahadat. Mereka menamakannya syahadat Rasulullah, yang hanya dibacakan saat pernikahan. Untuk itu, mereka harus ke Leuwidamar menemui ulama Islam. 

Nah, saking jauhnya jarak yang harus ditempuh, terutama bagi warga Baduy Dalam, tentu menyulitkan pencatatan syarat sah pernikahan. Karena itu, lembaga adat Baduy kemudian meminta Kesultanan Banten untuk menyediakan ulama Islam di Kanekes, tanah ulayat Baduy. Kesultanan Banten pun menyetujui keinginan tersebut, dan menempatkan satu keluarga di Desa Kanekes, yang akhirnya berkembang hingga sekarang.

Melihat pemukiman Cicakal Girang tak jauh beda dengan pemukiman penduduk pada umumnya. Model rumah mereka berbeda dengan rumah-rumah adat Baduy lainnya. Di sini dibolehkan membangun rumah dengan semen dan batu bata, lantai keramik, dan atap genteng, asalkan sesuai dengan kaidah utamanya, yaitu kesederhanaan. Begitu pula dengan cara berpakaian, tidak ada kekhasan Baduy.

Jembatan Ciujung Baduy, Banten.
 Jembatan Ciujung Baduy, Banten.

Berdirinya masjid dan madrasah di Cicakal Girang, juga bukan cerita mudah. Butuh perjuangan memberikan pemahaman kepada lembaga adat Baduy. Sebagai muslim, warga Cicakal Girang berjanji akan tetap menghormati adat Baduy, namun tetap diberikan keleluasaan dalam beribadah. 

Penulis dan sumber Foto : 
Toton
Ds. Cisimeut Raya, Kec. Leuwi Damar, Kab. Lebak, Prov. Banten 

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments