--> Skip to main content

Tanah kita tanah surga tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman

Sampurasun ... Rampes.

Tanah kita tanah surga tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman

MANGYONO.com - Tanah air Indonesia dengan berjuta rasa dan pesonanya meninggalkan kesan yang mendalam bagi siapa saja yang lahir dan besar di negeri tercinta ini. Bahkan ada yang menggambarkan negeri ini dengan syair sebuah lagu "Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman" mewaikili tanah Indonesia yang sangat subur, makmur... Tongkat dan batu aja bisa tumbuh jadi tanaman... Hebat khan?.

Tanah kita tanah surga tongkat dan kayu jadi tanaman
Ini tongkat kayu batang singkong akan saya tancapka ketanah 


Negeri tercinta Indonesia ini sangat subur dan mempunyai kekayaan alam berlimpah. Coba kita bandingkan dengan keadaan di Afrika dimana masyarakatnya mengalami kekeringan dan kelaparan.... Bahkan saya denger cerita dari orang yang tinggal di di Canberra, Australia dengan kondisi tanahnya bercampur batu granit. Ingin menggali lubang untuk menanam pohon saja kadang-kadang sampai harus memerlukan drill khusus, karena jenis tanahnya yang bercampur batu granit. 

Setelah lubang tercipta pun, tanah galian tidak bisa dipakai lagi.Terlalu banyak batu granitnya. Lubang harus ditaburi dengan gipsum untuk ‘menghancurkan’ struktur tanah liat supaya air bisa terserap. Terus ditambahkan tanah kompos dipakai menggantikan tanah tak subur tadi. Ditambah pupuk khusus untuk merangsang tumbuhnya akar. Terus agar pohon tidak tercekik karena kekurangan air yang terus-terusan menguap oleh udara yang memang kering dan panas yang bukan main di musim Panasnya

Terus sekeliling pohon wajib ditaburimoulch, cacahan kayu atau jerami. Jadi modal yang harus dikeluarkan  .... Untuk Bibit pohon setinggi 2m, sekantong gipsum, 4 kantong kompos, pupuk akar dari rumput laut, moulch dan 4 kayu penyangga nyaris menghabiskan biaya $200 Amerika.... Astaga, mahal banged ya... 

Pas saya cerita ke istri saya... Menurut istri saya modal segitu sebagai tindakan mubazir.... Coba uang segitu dibelikan beras... Hehe… Namun, itu harga yang wajar untuk ukuran Australia. Dan katanya di Australia, berkebun, dengan bibit yang mesti dibeli khusus di nursery dibeli ditoko tempat menjual tanaman

Dua Minggu kemudian tongkat batang singkong  yang saya tancapkan ketanah tumbuh
Dua Minggu kemudian tongkat batang singkong 
yang saya tancapkan ketanah tumbuh 



Lantas, apa urusannya saya sharing cerita tak penting soal ini pada sahabat-sahabat pembaca blog ini. Saya tulis ini karena saya merasa hobi berkebun atau memelihara tanaman makin meredup di Tanah Air Indonesia. Berkebun dan bertanam tanaman tidak lagi menjadi sesuatu yang ngetrend. Padahal negeri kita negeri agraris... Tanah kita tanah surga tongkat dan kayu jadi tanaman.....  Mestinya panggilan jiwa untuk berkebun selalu bertahta pada mayoritas sanubari masyarakat. Bagaimana mungkin Indonesia justru semakin gersang?.... Ada apa dengan masyarakat Indonesia?...Ah, sudah lah...
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments