--> Skip to main content

Dampak Alih Fungsi Lahan Susah Cari Buruh Tani Di Subang

Sampurasun ...

Dampak Alih Fungsi Lahan Susah Cari Buruh Tani Di Subang

MANGYONO.com - -Kabupaten Subang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Barat. Sebagian besar warganya yang tersebar di 30 kecamatan berprofesi sebagai petani. Baca Daftar Kecamatan di Kabupaten Subang, Jawa Barat. 

Namun, semenjak Industri menggeliat, perlahan sektor pertanian mulai ditinggalkan oleh masyarakat, terutama kalangan remaja.

Sementara sebagian besar warga yang masih bertahan di sektor pertanian usianya sudah cukup uzur, di atas 65 tahun dengan jumlah sedikit.

Dampak dari mulai ditinggalkannya pekerjaan di bidang pertanian oleh kalangan remaja ini adalah mulai sulitnya mencari buruh tani. Salah satunya dirasakan oleh saya yang tinggal di Dusun Gardu 1, Desa Bendungan, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang - Jabar.


Dampak Alih Fungsi Lahan Susah Cari Buruh Tani Di Subang
Dampak Alih Fungsi Lahan Susah Cari Buruh Tani Di Subang

Saya baru belajar bertani terpaksa harus menggarap lahan sendiri seluas kurang lebih 7200 Meter persegi (1 Bahu) di persawahan Desa Bendungan. Sejak pabrik - pabrik ramai di Kabupaten Subang, banyak warga yang beralih pekerjaan.

Warga yang awalnya bekerja sebagai petani dan buruh serabutan, kini memilih untuk bekerja di pabrik. Dampaknya, saya kesulitan untuk mencari buruh tani guna membantu menggarap lahan pertanian dan tanaman.

Sekarang susah cari buruh tani, kalaupun ada paling harus bergantian dengan petani lainnya. Kebetulan sekarang penanaman serempak, jadi saya gak kebagian buruh tani untuk penyemprotan tanaman padi dan pemupukan. Ya, terpaksa saya harus menggarap sendiri pada hari libur kerja.. Seperti hari Minggu ini pagi mulai jam 8.00 WIB sampai dengan jam 11.00 WIB saya melakukan Sprayer/penyemprotan tanaman padi NAZWA umur 37 HST di sawah Cibandung yang lumpurnya selutut. Sorenya jam 15.00 WIB sampai dengan jam 17.30 WIB melakukan penyemprotan pada tanaman padi TRISAKTI yang mulai berbunga umur 48 HST di sawah Tegalsungsang Blok Barat . Dan penyemprotan pada tanaman padi TRISAKTI umur 24 HST di sawah Tegalsungsang Blok Timur bahkan hari Minggu belum selesai. Belum lagi pemupukan pada tanaman padi NAZWA 37 HST di Cibandung yang sudah harus melakukan pemupukan ke dua. Terpaksa saya haru izin gak masuk kerja ke Jakarta dulu. 

Saat ini warga yang masih setia menjalani profesi sebagai petani terus berkurang. Kalaupun ada, sebagian besar sudah berusia lanjut.

Sementara untuk kalangan remaja, jumlahnya sangat sedikit. Para remaja memilih mencari pekerjaan lain karena menganggap pekerjaan sebagai petani tidak memiliki prospek yang cerah.

Selain itu, berkembangnya sektor Industri juga menjadi salah satu faktor berkurangnya minat warga menjadi petani. Saat ini warga memilih berusaha di sektor Industri karena dinilai lebih memiliki prospek yang cerah. Sekarang usia yang menjadi petani sudah berusia tua semua. Kalau tidak ada regenerasi, petani akan hilang,.

Dengan kondisi yang serba sulit ini, saya hanya bisa bekerja sesuai dengan kondisi fisik dan waktu. Hal itu berdampak terhadap lamanya proses pengolahan lahan sawah hingga mengurus tanaman padi dari penyemprotan, pengairan hingga pemupukan.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments