--> Skip to main content

Pancuran Pemandian warga kampung

Sampurasun.... Rampes.. 

Kalau cerita soal kampung halaman mamang suka teringat waktu masih ABeGeh mandi di pancuran air yang merupakan ruang publik warga kampung berinteraksi ketika mereka muncuci pakaian, mandi, dan kegiatan lainnya. 


Mata air mengalir cukup besar sehingga suaranya bisa terdengar dalam jarak 10 m. waktu itu dibagian atas pancuran air ditumbuhi oleh tanaman bambu yang cukup lebat dan menyerupai hutan bambu kecil, pohon beringin serta pohon Loa. Dari tahun ketahun pancuran itu tidak pernah berubah debit air yang keluar, termasuk musim kemarau panjangpun air tetap berlimpah. Tidak ada istilah kekeringan air pada musim kemarau.

Pancuran Pemandian warga kampung
Memang asik sih mandi di pancuran meskipun antri ya nyantai aja, meskipun nunggu mojang mojang yang lagi nyuci, lebih siip dah  seperti Jaka Tarub hahahah... nah kalau nunggu yang lagi nyuci pas giliran nenek – nenek, huuh lama banget rasanya heheheheh... sempet tempo hari nunggu nenek – nenek yang lagi nyuci sampai ketiduran hahahaha..
 
Padahal dirumah ada loh sumur, tapi lebih asik rasanya ke pancuran , tapi sekarang STOP dah ndak pernah mandi kepancuran lagi, udah Abegeh Tua sih hahahaha...



Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments