--> Skip to main content

Antara Padi sawah dengan Padi huma

Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Rampes.. 


Musim Tanam padi sawah didaerah mamang sudah dimulai dan kali ini mamang menanam varietas unggul, tapi bukan dari salah satu calon Bupati loh ... hehehehe..


Penanaman padi Sawah didaerah mamang dilakukan 3 kali dalam setahun, tapi itu yang deket irigasi, kalau yang jauh irigasi atau sungai ya cuma 2 kali dalam setahun. Apalagi sekarang ada pemberitahuan daerah tertentu sawahnya tidak boleh ditanami padi dan yang lainnya, dikarenakan di girang/hulu ada pembuatan danau dan jembatan di daerah Kukulu, tepatnya Desa Balingbing, kecamatan Pagaden Barat




Antara Padi sawah dengan Padi huma


Cara untuk membuat benih sebelum di semaikan di pabinihan caranya cukup direndam air saja . Tuangkan aja air tersebut kedalam bak dan tunggu 24 jam baru diangkat dan diperam.

Sambil nunggu benih berkecambah atau bertunas  siapkan bedengan persemaian, dengan kondisi lahan yang drenase airnya mudah diatur agar kecambah tidak tergenang air sebelum waktunya. 

Nah kalau padi huma, kebetulan tahun kemarin mencoba menanam padihuma di kebun mertua hehehe... padi huma yaitu padi yang ditanam di ladang/kebun atau disebut juga padi gogo, padi yang ditanam di tanah tegalan atau juga disebut padi  tegalan. Sedang yang dimaksud tegalan ialah tanah kering yang keadaannya, sehingga tidak dapat diubah menjadi sawah.



Menanam padi huma dan mengolah lahan huma dan pengairannya mengandalkan dari hujan, maka tanda-tanda alam pun menjadi pertimbangan penting buat menanam padi huma. Tanda alam yang dimaksud adalah kemunculan bintang kidang atau bintang wuluku, jadi patokannya adalah bintang ya kira-kira akhir bulan Oktober atau permulaan bulan November tapi sekarang sudah tidak menentu iklimnya... jadi bingung.... mungkin karena Global warming atau pemanasan global hehehhe...

Ketika bintang wuluku sudah mulai muncul, kemunculan bintang wuluku yakni pada bulan kapat. Setelah bintang kidang muncul maka siap-siap untuk turun ke ladang atau berhuma. Semua peralatan berladang pun di bawanya termasuk perbekalan untuk makan pun tak tertinggal... kalau makan di ladang lebih nikmat... hehehe... mungkin suasananya masih sejuk ya dan kegiatan berladang dilakukan sampai sore hari.

Pertama kali yang dilakukan setelah diladang yaitu“nyacar”. Nyacar adalah kegiatan membersihkan lahan dengan cara menebas rerumputan, atau semak belukar, menebang pohon kecil, memangkas dahan pohon-pohon yang besar yang dapat menggagu pada tanaman padi huma, setelah itu rumput dan daunnya dikumpulkan di area ladang, setelah kering langsung diduruk (dibakar). karena abu tersebut bisa menjadi pupuk, dan jika kena hujan, maka pupuk tersebut pun merata kesemuan lahan.

Setelah itu dimulailah ngaseuk. Istilah ini diambil dari kata benda “aseuk” Yaitu berupa kayu sepanjang kira – kira 2 meter, yang pada ujung bagian bawah dibuat runcing seperti pensil. Untuk membuat lubang kecil dengan menggunakan “aseukan”. Lubang kecil yang dibuat tersebut kemudian di tanami benih padi huma. 

Benih ini tidak dilakukan proses rendam dan di peram ini langsung dari gabah kering, selanjutnya di puuhan atau ditutup dengan tanah, nah untuk menutupi lubang tersebut ada cara yang unik yang saya suka, yaitu dengan menarik pelepah kelapa atau dahan pohon yang masih berdaun, dan anak - anak dibiarkan nangkring di pelepah selanjutnya pelepah ditarik.... keren kan ehhehe

Selanjutnya tingal menunggu padi tumbuh. Sambil melakukan atau membersihkan. Rumput-rumput yang telah tumbuh disekitar tanaman harus segera dicabut atau disiangi biasanya tanaman sudah berumur 3 minggu. Pada saat penyiangan dilakukan juga penggemburan tanah.

Dulu Petani di Tatar Sunda juga sangat menyadari bahwa keberhasilan bercocok tanampadi di huma atau sawah sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti variasi iklim. Karena itu, untuk tanam padi, petani memilih waktu yang sangat tepat. Sebab, kegagalan mereka menentukan waktu yang tepat untuk tanam padi dapat menyebabkan kegagalan panen. Guna menentukan masa yang tepat untuk tanam padi tersebut, dipakai berbagai indikator alam, seperti kontelasi bintang di langit, seperti bintang wuluku atau bintang kidang dan penentuan waktu tanam berpedoman pada mangsa, yaitu pada mangsa kapat dan kalima. 

Pada saat tersebut air berkecukupan dan populasi hama padi rendah. Ketika populasi hama padi meningkat, padi telah dipanen. Jadi, keterlambatan panen dapat menyebabkan kegagalan panen akibat hama atau pengaruh iklim. Tapi sekarang iklim sudah tidak menentu ... betul tidak?


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments