--> Skip to main content

Dompet saya terjatuh di Taxi Express saat mau ke Bandara Soekarno - Hata

Sampurasun .... Rampes…  

Pada Kamis pagi jam 5.00 WIB, tanggal 1 Mei 2014, ada telepon dari Bos dan teman saya mengabarkan barang yang akan dibawa ke proyek Pulau Topang, Riau, ditahan di pemeriksaan bandara Soekarno - Hata, Cengkareng. Dengan gelagapan saya terbangun, karena tadi selesai sholat subuh saya tidur kembali, maklum saya malamnya kurang tidur karena mengobrol dengan teman saya yang mau berangkat ke Proyek Pulau Topang, Riau, jadi ngantuk berat

Teman saya ini mau berangkat ke Proyek Pulau Topang, Riau sebelumnya sudah saya tulis juga di Blog Mang Yono, dua teman saya ini kebagian pesawat Lion Air penerbangan Jakarta – Batam jam 6.10 WIB, jadi harus berangkat dari kantor jam 4.00 WIB, jaga – jaga kena macet perjalanan, untuk yang ingin tahu Tata cara naik pesawat terbang untuk pertama kali silahkan dibaca ya. Setelah saya pesan Taksi via telepon untuk temen saya pada malam itu sekitar jam 21 WIB, langsung pada ngobrol sambil makan malam dengan makanan bawaan temen saya dari kampung.

Dompet saya terjatuh di Taxi Express  saat mau ke Bandara Soekarno - Hata

Dengan puyeng – puyeng dikit saya langsung mandi dan berangkat untuk mencari taxi, berhubung kantor saya iniagak jauh dari jalan Raya, saya terpaksa naik ojek dulu ke depan Indosiar.

Makan malam bersama teman yang mau berangkat ke Proyek Topang
Makan malam bersama teman yang mau berangkat ke Proyek Topang
Tidak berapa lama saya mendapatkan Taxi Express  dan saya langsung naik, sambil ngobrol basa - basi sopir taksi nanya “Mang mau pakai argo atau sistim borong”

“Sistim borong saja kang Agus” saya menjawabnya.


Setelah ada kesepakatan tarif  Rp 250.000,- Pulang pergi bandara – kantor, sopir taksi mulai melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.


Kira – kira 20 menit kemudian taksi sudah sampai di bandara terminal keberangkatan 1B, karena taksi tidak boleh parkir di jalan dan, terpaksa taksi muter berkeliling.


Nah, setelah saya mengambil dompet dari saku celana dan membayar uang taxi,dansetelah meminta nomer telepon kang Agus dan membayar taksi 2 00 Ribu untuk PP, saya turun dengan catatan saya nanti di jemput lagi ketempat itu dan taksi langsung muter area bandara. 


Sampai ditempat pemeriksaan bandara terminal keberangkatan 1B, saya menemui petugas bermaksud untuk mengambil barang yang ditahan, petugas meminta kartu tanda pengenal saya, langsung saya merogoh saku celana bermaksud untuk mengambil dompet... Deg.... Apa yang terjadi sobat, dompet saya tidak ada di saku celana, entah kemana dompet saya itu, dengan rasa sedikit panik saya teringat pada surat jalan yang waktu selesai membuat surat jalan saya memasukannya ke tas, setelah saya cari – cari... Alhamdulillah, surat jalan barang tersebut ketemu ditas dan saya menyerahkan ke petugas Bandara, Petugas mengijinkan saya untuk membawa pulang barang tersebut, waktu itu saya sempat nanya ke petugas bandara kenapa tidak boleh barang tersebut, terus kata petugas katanya barang tersebut mudah terbakar, haha itu khan kawat las stainless steel masa terbakar, memangnya kembang api, mungkin petugas itu mikirnya seperti kembang api ya kena api langsung terbakar, soalnya bentuknya sama sepeti batangan kembang api yang suka di buat mainan anak saya hehehe, ya sudah lah daripada urusannya panjang mending nerima aja, la wong petugas itu bukan tukang las .... hehehe.


Dengan, sedikit gontai dan pikiran melayang kemana – mana, saya menelpon kang Agus sopir taksi, tapi apa yang terjadi sobat, sopir taksi yang tadi mengantar saya teleponnya tidak aktif, tidak bisa dihubungi, sampai 5 kali saya mencoba  menghubungi kang Agus, tetap  tidak ada respon. Waduh gimana nih saya?, pikiran jelek saya muncul, wah jangan - jangan sopir taksi itu kabur, saya kan sudah bayar, terus gimana saya pulang nih , tidak ada sepeser uang pun, masa harus jalan kaki berpuluh - puluh kilometer.... # pikiran buruk berkecamuk dalam hati saya.


Kira – kira 15 menit kemudian , taksi yang saya tumpang datang dan Kang Agus sopir taksi melambaikan memanggil saya, saya langsung naik taksi itu, setelah saya tenang baru saya bilang ke Kang Agus sopir taksi.
Mungkin saya kurang pas memasukan dompet ke saku celana
Mungkin saya kurang pas memasukan dompet ke saku celana


“Kang Agus tadi dompet saya jatuh, tidak tahu jatuhnya dimana, apa di Area Bandara apa di dalam taksi ini. Maaf Kang bukannya saya berprasangka buruk”


Setelah meminggirkan taksi, saya dan kang Agus mencari dompet saya di dalam taksi. 

Alhamdulillah, ternyata dompet saya terjatuh di dalam taksi, bukan terjatuh di area bandara, setelah saya mengecek isi dompet, semua isinya masih lengkap KTP, ATM, uang tunai sejumlah 1.700 Ribu (uang panas) dan 300 Ribu (uang dingin) dan surat surat lain, termasuk bon kewarung.


Langsung saya memberikan uang rasa terimakasih saya pada kang Agus, taksi pun meluncur ke Kantor tempat saya bekerja. ternyata tadi pas saya hubungi teleponnya kang Agus batrainya lowbat.


Dalam hati saya” Alhamdulillah ya Allah, engkau telah mengabulkan doa saya, coba kalau tidak ketemu mungkin saya terlantar di Bandara, apalagi kalau sang sopir taxinya nakal dan kabur.

Mungkin waktu memasukan dompet ke saku celana, kurang pas, apa mungkin baju saya ikut masuk ke saku dan pas berdiri langsung ketarik.... ya sudahlah.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments