--> Skip to main content

Membiasakan Anak mau ditinggalkan Ayah Bunda bekerja

Sampurasun ... Rampes.

MANGYONO.com – Pagi Kemarin saat saya hendak berangkat kerja, si kecil Gigin (2,5) menangis histeris karena tak mau ditinggalkan. Biasanya, Gigin jarang uring-uringan saat saya berangkat kerja. Jam 3 pagi Kemarin, Gigin masih tertidur pulas. Setengah jam kemudian, Gigin terbangun. Ia saya berkemas dan siap berangkat. Mulailah dia rewel saat tahu saya sudah bersiap akan berangkat kerja.

Sebenarnya ini bukan yang pertama kali Gigin menangis karena tak mau saya pergi. Meski berat hati meninggalkan Gigin yang masih menangis, namun saya harus kuatkan hati bahwa ini adalah demi melatih Gigin agar ia terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Membiasakan Anak mau ditinggalkan Ayah Bunda bekerja. Foto Gigin jepretan 15/12/2014Membiasakan Anak mau ditinggalkan Ayah Bunda bekerja. Foto Gigin jepretan 15/12/2014

Minggu - minggu sebelumnya saat saya hendak berangkat ke kantor, Gigin dan mamahnya sudah siap mengantar saya sampai di belokan jalan. Bahkan ia juga sering minta diajak mutar-mutar halaman dulu sebelum saya pergi. Kebiasaan seperti ini sengaja saya terapkan agar ia terbiasa melihat saya berangkat kerja. Hasilnya, Gigin pun tidak lagi memberatkan saya saat akan pergi ke Jakarta untuk merantau.

Memang tak mudah membiasakan si kecil melepas ayahbundanya pergi meninggalkannya untuk bekerja. Apalagi si kecil yang akhir – akhir ini terbiasa lengket dengan Ayahnya. Si kecil masih belum bisa memahami alasan mengapa Ayahnya harus pergi setiap hari senin meninggalkannya selama satu minggu.

Saat Gigin berusia 2 tahun, di pagi hari jam 4 pagi dia sudah bangun tidur, saya mulai membiasakan dia bermain dengan mainan kesukaannya atau memberikan makanan favoritnya demi mengalihkan perhatiannya. Setelah ia sudah merasa nyaman dengan dirinya, barulah saya bersiap berangkat kemudian mengajak dia mengantar saya sampai di pintu gerbang rumah dan mengajarinya mencium tangan saya. Efeknya, ia mulai terbiasa dengan keadaan yang demikian.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments