--> Skip to main content

Lebaran tiba! Sedih Menggelayut. Teringat Resep Maskan Ibu Di Waktu Kecil

Lebaran tiba! Sedih Menggelayut..... Teringat Resep Maskan Ibu Di Waktu Kecil.

Ini menceritakan pengalaman saya soal kuliner sekaligus berbagi resep masakan kesenangan saya setiap kali hari lebaran tiba. 

Kalau di Jawa yang terkenal untuk masakan ayam kan Opor Ayam, nah lain lagi di daerah saya, yang banyak dimasak para ibu di hari yang fitri tersebut adalah Kari Ayam atau orang sini menyebutnya ‘kare’, warna kuahnya merah dan jika sudah dimasak baunya bisa menyebar hingga tiga rumah ke samping, depan dan belakang. Wanginya tersebut karena banyaknya rempah yang digunakan, terutama pada bahan jintan, ketumbar dan lengkuas. Tapi sayang seribu sayang, kenangan indah tersebut hanyalah kenangan dan sama sekali tidak bisa saya rasakan lagi, mungkin hingga ajal menjemput, wah sedih bingit ya…..!. Sebenarnya bukan cuma kerena masakannya tapi suasananya saat menyantapnya bersama keluarga yang masih lengkap, ada bapak, ibu dan semua saudara saya. Tapi sekarang, kedua orang tua saya sudah tiada, tinggal moment tersebut yang masih terus teringat setiap kali hari raya tiba.


Lebaran tiba! Sedih Menggelayut. Teringat Resep Maskan Ibu Di Waktu Kecil
 Lebaran tiba! Sedih Menggelayut. Teringat Resep Maskan Ibu Di Waktu Kecil

Tepat di hari raya tahun ini, tahun 2015, atau bertepatan dengan Idul Fitri 1436 Hijriyah, rasa sedih tersebut kembali menyelimuti hati saya, di saat orang lain bercanda ria sambil menikmati masakan kesukaan keluarga mereka di rumah masing-masing, saya dan istri hanya bisa tidur-tiduran dan juga nonton TV, tapi itu mungkin bagi istri, sedang saya sendiri, walau tidak saya sampaikan pada istri, merasa sangat sedih sekali kalau terbayang dengan moment indah tersebut yang kini tidak lagi bisa saya nikmati. Yang paling berkesan adalah saat-saat masakan kari ayam tersebut baru selesai dimasak dalam keadaan asapnya masih mengepul kemudian diangkat bersama pancinya di lantai, tempat dimana kami berkumpul bersama untuk menikmatinya, makin sedih lagi rasanya kalau teringat dengan wajah ibu yang tampak girang membagi-bagikan ke piring kami masing-masing hasil masakannnya, sakitnya tuh di sini….!.

Di kesempatan ini saya juga mau berpesan pada semua pembaca, lebaran atau hari raya apa pun itu memang datangnya cuma sekali setahun, tapi tahukah anda kalau walau itu hanya kita rasakan sehari dalam setahun, tapi rasanya bisa berbekas hingga 11 bulan kedepannya, jika sedih yang kita rasakan di hari itu maka perasaan sedih juga akan terbawa di hari-hari kita selanjutnya selama sebelas bulan, atau bila perasaan gembira ria yang kita alami di moment indah tersebut maka perasaan demikian juga akan kita rasakan selanjutnya hingga hari yang sama tiba di tahun selanjutnya, walau mungkin tidak tiap hari selama sebelas bulan tersebut. Artinya apa, anda yang masih mudah dan belum menikah sebisa mungkin mencari pasangan yang sederajat, paling tidak sama agama, agar suasana gembira tersebut bisa dirasakan bersama semua anggota keluarga nantinya, terutama anak yangmana merekalah yang paling menanti moment-moment indah seperti itu. Selain itu, saya juga mau berpesan kalau bisa jangan sampai bercerai dengan suami/istri, apalagi ketika anak masih kecil-kecil semua karena seketika mereka akan merasakan sebagaimana yang saya singgung di awal paragraf ini, yakni sedih sepanjang tahun karena kehilangan moment indahnya yang walah sehari tersebut.

Ini baru cerita soal masakan ibu belum soal resepkue kering lebaran dari ibu saya yang enaknya gak ada duanya, tapi mending kita lanjut bahas soal cara buat kari ayam saja biar ada ilmu tambahan.

Bahan-bahan:
1 ekor ayam kampong atau potong
1 1/2 sdt garam
6 btr bawang merah
1 btr cengkeh
4 lbr daun salam
2 cm kayumanis
600 ml santan dari 1/2 btr kelapa (bisa pakai bisa juga tidak, tapi airnya tidak kental)
4 siung bawang putih
1/2 sdt gula
1/2 sdm air jeruk nipis
3 sdm minyak
1 batang serai, memarkan
Bumbu yang dihaluskan:
8 buah cabai merah
2 cm jahe
1/4 sdt jintan, disangrai
1/4 sendok teh pala
1 sdt ketumbar
50 gram kelapa parut, disangrai
3 cm kunyit
2 btr kemiri
1/2 sendok teh merica bubuk

Cara Pengolahan :
1. Cara pertama beri pada ayam, air jeruk, garam, dan bumbu halus dengan cara dilumuri pada dagingnya lalu diamkan selama15 menit.

2.  Lalu tuang minyak di wajan dan panaskan sebentar kemudian tumis bumbu seperti bawang putih dan merah hingga harum. Masukkan ayam yang telah dilumuri tadi lalu masak hingga berubah warna.

3. Beri kayumanis, cengkeh, serai, kapulaga, daun pandan, dan juga daun salam. Aduk sampai rata.

4. Masukkan santan. Masak hingga ayam matang dan yang penting lagi kuahnya terlihat kental dan juga berminyak.

Semoga cerita soal “Lebaran tiba! Sedih Menggelayut… Teringat Resep Maskan Ibu Di Waktu Kecil” ini juga bisa menjadi penghibur anda di hari lebaran dan yang penting lagi anda dapat resep masakan tambahan baru untuk keluarga.

-------------------------------
Nama         : Hamdan Karim
Nama Pena : Caraspot
Hobi           : Menulis
Google+     : +Caraspot 
Twitter       : @Caraspotcom
Blog           : caraspot.com


"Anda Berminat menulis di Blog Mang Yono?. Punya pengalaman unik, menarik. Kirimkan tulisan anda ke e-mail (blogmangyono@gmail.com)." 
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments