--> Skip to main content

Memasak nasi dengan Hawu, seeng, aseupan

Sampurasun ... Rampes.

MANGYONO.com –   Memasak nasi dengan Hawu, seeng, aseupan

Alat bantu memasak  tradisional yang sering digunakan oleh orang sunda. Alat-alat yang saya jelaskan ini mungkin sedikit berbeda namanya dengan wilayah sunda lainnya.

Pada umumnya alat-alat yang digunakan jaman dahulu terutama orang sunda, kebanyakan terbuat dari kuningan, tembaga, kayu, bambu dan batu. Namun seiring perkembangan jaman dan persaingan harga serta jarangnya pengrajin maka sebagian besar alat-alat tersebut sudah jarang kita temukan dan diganti dengan bahan seng dan plastik.

Memasak nasi dengan Hawu, seeng, aseupan
 Memasak nasi dengan Hawu, seeng, aseupan


Hawu / tungku
Hawu atau dalam bahasa indonesia dinamakan sebagai tungku, merupakan alat bantu memasak yang fungsinya sebagai tempat membakar kayu. Hawu juga bisa digunakan untuk menanak nasi, menggoreng, dan memasak air. Hawu terbuat dari tumpukan batu bata yang direkatkan dengan adukan tanah liat... Tapi, seiring dengan perkembangan jaman hawu sudah dibuat dengan bahan semen api / Castable.

Seeng / dandang
Seeng merupakan sebuah alat yang terbuat dari bahan tembaga atau alumunium tapi jaman sekarang sudah banyak yang menggunakan bahan dari seng, Seeng ini bentuk tinggi ramping dan tipis, pada bagian dalam berongga seperti silinder, bagian bawah membesar, bagian atas juga membesar, namun menyempit di tengah dan alasnya bundar agak cembung ke bawah. 
Seeng sendiri mempunyai fungi utama yaitu untuk memasak nasi dan juga memasak air. Untuk memasak nasi biasanya ada alat lain yang digunakan sebagai tempat menaruh nasi yang dinamakan sebagai aseupan / kukusan. 
  
Baca juga Peralatan Masak Tradisional Indonesia Dandang atau Se’eng.

Aseupan / kukusan
Haseupan sendiri merupakan alat untuk menaruh nasi pada seeng, yang terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk kerucut. Pemasakan nasi dengan menggunakan aseupan ini dilakukan dalam dua tahap, pertama setelah beras dicuci lalu dimasukan ke aseupan dan ditaruh diatas seeng selama sekitar 20 menit.

Setelah itu diangkat dan ditaruh di dulang dan dikasih air panas secukupnya biasanya air setinggi setengah kuku atau menurut selera dan dibiarkan sampai air menyerap ke dalam nasi. Proses tadi dinamakan ngagigihan dan nasi yang setengah matang dinamakan gigih, selanjutnya adalah proses pemasakan dengan menaruh nasi tersebut kedalam aseupan dan memasaknya sampai matang. Baca juga Peralatan Masak Tradisional Indonesia Kukusan atau Aseupan


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments