--> Skip to main content

Alasan Merantau ke Jakarta

Sampurasun ... Rampes.

MANGYONO.com – Tak terasa saya sudah 20 Tahun merantau di Jakarta, Meskipun seminggu sekali tetap pulang kampung .. hehehe.

Tadi pagi saya nongkrong di jembatan penyebrangan, sambil ngobrol dengan abang tukang penjual asongan dan tukang ojek, tepatnya di Jembatan Penyebrangan Jelambar.

Ngobrol di jembatan penyebrangan bersama Abang Ojek dan penjual Asongan. Poto jepretan 16/12/2014
 Ngobrol di jembatan penyebrangan bersama Abang Ojek dan penjual Asongan. Poto jepretan 16/12/2014

Silahkan baca juga Cerita Orang desa mengadu nasib di Jakarta

Abang tukang ojek, tanya ke Saya ...
“ Mang, udah berapa lama merantau di Jakarta?”

“Saya sudah 20 Tahun Bang, ntu tuh sebelum kerusuhan 1997” Jawab saya.

“ Widih, sudah lama juga ya, terus tujuan awalnya merantau ke Jakarta, apa itu mang?”
 
“Begini nih bang, rencana atau tujuan awal saya merantau ke Jakarta

1. Mencari Pekerjaan yang Lebih Baik
Alasan pertama saya merantau, karena UMR atau UMK di Kota Besar jauh lebih gede daripada di kampung halaman, dan dikampung halaman gengsi tentunya ... hehehe.

Waktu itu saya dengan modal nekat dan pasrah merantau ke kota besar, dan akhirnya menjadi Kuli Bangunan. Namun karena saya sedikit mempunyai skill .. *Gaya .. hahaha. Saya bisa bertahan di Jakarta. Silahkan baca juga Cita - cita ingin menjadi Office Boy (OB) yang sukses

2. Ingin Dipandang Sebagai Orang Sukses
Saya awalnya ingin dipandang sebagai orang sukses saat bekerja di kota besar. Walaupun pekerjaan saya hanya kuli bangunan.. Yang penting bisa hidup di jakarta, khan keren..” yah, begitulah..heheh.

3. Membuat Bangga Orang Tua Dengan Sukses di Kota Besar
Tujuan saya awalnya yaitu membuat Orang tua sejatinya bakalan seneng banget jika anaknya sukses, dan akan menjadi nilai plus bagi si anak jika ia berhasil di kota besar. 
Alasan yang kuat saya bekerja di Jakarta, karena susah mencari pekerjaan di kampung.  Faktor ini juga sangat berpengaruh bagi saya. Karena sedikitnya lapangan kerja yang masih terbuka di kampung halaman. Masih sedikitnya pabrik besar dan hanya ada lahan kerjaan untuk bertani dan berkebun dimana kebanyakan anak muda sangat gengsi melakukan kerjaan tersebut.

“Nah, begitulah bang alasan saya merantau ke Jakarta” Pungkas saya sambil beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan abang Ojek dan abang penjual Asongan.

Silahkan baca juga Cerita Orang Desa Mengadu Nasib Di Jakarta (2)

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments