--> Skip to main content

Halte Transjakarta Pulogadung 1 harus pakai e-tiket

Sampurasun ..... Rampes ..... 

Blog Mang Yono. Pulang dari PT. Torishima Guna Engineering Kawasan JIP, saya naik ojek ke Terminal Pulogadung. Sampai di terminal Pulogadung saya langsung menuju terminal bus Trans Jakarta, Pulo Gadung 1 maksudnya mau naik Bus Transjakarta jurusan Kalideres atau Harmoni. 

Sesampainya di loket penjualan karcis, saya melihat terminal Bus Transjakarta terlihat sepi, saya pikir ah, mungkin masih pada kerja. Ya sudah, sambil merogoh saku celana dan mengambil uang ada dua orang petugas wanita yang berada di depan loket penjualan karcis bilang begini 

“Disini tidak menjual karcis Mang, harus pakai e-tiket …!
Halte Transjakarta Pulogadung 1 harus pakai e-tiket dan tidak menjual karcis.
Loket Pulogadung 1 tidak menjual karcis
Terus datang 5 orang akang – akang, sepertinya mau pulang ke Banten, terlihat dari logat bahasanya yang khas dengan Bataknya pulau jawa hehehe. Menyaksikan saya yang sedang menanyakan tentang e-tiket sambil melongo.
Saya tanya ke petugas wanita”Sejak kapan ini berlaku harus pakai e-tiket?.
Salah satu petugas wanita menjawab“Sejak tanggal 22 April, Mang ”
Terus saya bilang “ ah yang bener, coba ingat – ingat lagi, saya tanggal 17 Juni membeli karcis disin?

Calon penumpang kembali dari penjualan tiket dengan menggrutu
Calon penumpang kembali dari loket penjualan tiket dengan menggrutu

“Betul mang tanggal 22 April”kata petugas wanita.

“Terminal Pulo Gadung ini, adalah terminal yang banyak didatangi orang daerah atau yang mau pulang ke daerah. Lalu bagaimana dengan nasib akang – akang yang lima ini atau nasib  yang tidak tahu dengan kebijakan ini, apakah mereka dipaksa juga mengikuti aturan ini harus membeli e-tiket?.

Kasihan akang ini balik lagi dengan perasaan kesal.

Menurut saya ini kebijakan yang ngawur tak memikirkan orang yang dari daerah, boleh saja sistem kartu ini mau diterapkan, tapi seharusnya juga disiapkan tiket alternatif bagi mereka yang baru datang dari daerah, atau bagi mereka yang hanya melintas sekali jalan di sini. Bukan dengan cara memaksa semua orang harus membeli e-tiket.

“Terus bagaimana kalau saya mau ke Grogol dan akang – akang ini mau ke Kalideres tapi tanpa membeli e-tiket?

“Silakan mang dan akang - akang ke Loket Pulogadung 2 di sebelah, nanti bapak transit di Bermis naik yang jurusan Kalideres atau Harmoni”

Dengan rasa kesal saya tinggalkan loket Pulogadung 1. Percuma melanjutkan adu mulut dan berargumentasi dengan petugas yang ada di sana tidak akan menyelesaikan persoalan, hanya akan menambah sakit hati saja, apalagi saya lagi Puasa, kalau saya membeli tiket dengan harga 50 atau 20 ribu khan saya jarang naik Bus Transjakarta, biasanya naik mobil kantor  *Gaya hehehe. Tapi sebelum pergi saya memotret loket  serta beberapa petugas yang ngumpul sambil ngobrol, karena gak ada kerjaan dan sudah tidak lagi bermanfaat bagi para calon penumpang bus Transjakarta. Saya lalu membayangkan betapa banyak orang yang dirugikan oleh peraturan pihak Transjakarta yang tidak manusiawi ini.

Saya berjalan menuju loket bus Transjakarta yang ada di terminal Pulogadung 2. Tapi ternyata diterminal Pulogadung 2 sudah penuh sesak, karena halte Pulogadung 2 ukurannya tidak sebesar halte pulogadung 1. Penumpang menumpuk di setiap pintu, ruang tunggu. Menunggu bus Transjakarta datang yang telat, coba bayangkan masuknya gampang setelah masuk bus Transjakarta datangnya telat... "SUNGGUH TERLALU", saya dan akang yang 5 orang langsung naik Bus Kota Patas 7 saja, daripada nunggu dan berdesakan. Coba bagaimana kalau yang mau naik busway itu hanya membawa uang yang pas-pasan dan tidak cukup untuk membeli e-tiket itu.

Harga untuk e-tiket ini tetap saja sama dengan yang membeli karcis harian. Malah ada kecurigaan dan rasa was-was kalau mesin e-tiket ini bisa menyedot uang yang ada di e-tiket dengan jumlah yang lebih besar dari seharusnya yang mereka bayar.

Banyak orang yang nyeletuk "apakah memang harus pakai e-tiket untuk naik busway di terminal Pulogadung? kalau ya, bagaimana penumpang yang ingin naik untuk single trip saja? walaupun kartu ini tidak ada expiry datenya kata penjual e-tiketnya tetapi bukankah ini semacam 'pemaksaan?'

Silahkan baca juga tentang : Trik supaya di Transjakarta dapat tempat duduk


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments