--> Skip to main content

Nikmatnya.... Ngaliwet dan Makan Bareng Tetangga

Nikmatnya.... Ngaliwet dan Makan Bareng Tetangga

MANGYONO.com - Para tetangga berkumpul dikebun belakang rumah. Jarum jam naik menunjuk pukul 11.00 WIB tetapi rindangnya pohon rambutan menjadikan suasana serasa masih pagi.

Saya tidak diizinkan untuk ikut memasak. 

“Keun we ku ibi nu masakna mah. Amang mah atos we antosan di handap tangkal Rambutan. (Biar Bibi saja yang memasak. Amang tunggu saja di bawah pohon rambutan),” ujar salah seorang tetangga.

 Nikmatnya.... Ngaliwet dan Makan Bareng Tetangga

Saat nasi dituangkan di atas sehampar daun pisang bersama lauk seperti ikan peda bakar, sambal, karedok terong peuheur, dan lalapan, semua orang langsung menyerbu. Menu sederhana namun terasa sedemikian nikmat.

Bagi warga Indonesia bukan hal yang aneh ketika makan dengan beralaskan daun pisang, namu meski sudah lumrah tak sedikit orang yang beragapan makan dengan alas daun pisang terkesan jorok dan kurang sehat, beranggapan seperti itu mungkin karena belum mengetahui kalo ternyata makan dengan alas daun pisang memiliki beberapa manfaat yang bagus, penulis pribadi orang yang sangat menyukainya, salah satu contohnya ketika makan nasi liwet baik dimakan sendiri maupun dimakan bareng keluarga dan kerabat terasa lebih nikmat dan aroma yang has dari daun pisang membuat sensasi makan yang luar biasa berkesan.

Saat masih menjadi Siswa di Purwakarta, tiga-empat kali dalam sepekan, kami siswa di Kosan, biasa ngaliwet di pinggir kali/empang saat malam atau hari minggu sambil mancing dengan menu seadanya dan beralaskan daun pisang.

Ngaliwet selalu mengandung perdebatan. Di situlah keseruannya. Perdebatan paling sengit umumnya menyoal cara memasak nasi. Berapa lama nasi dimasak, apakah bumbu langsung dicampur seluruhnya, apa saja lauknya, siapa yang mencari daun pisang jauh ke tengah kebun untuk alas, serta sepedas apa sambalnya adalah hal-hal yang biasa diperdebatkan dalam suasana penuh canda.


Kampung Gardu, Desa Bendungan, Pagaden Barat, Subang terpencil jauh dari keramaian. Sekelilingnya hanya hamparan sawah. Namun rumah-rumah berdiri megah.


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments