--> Skip to main content

Titim Fatimah Maestro Sinden, Subang, Jawa Barat

Sampurasun ... Rampes.

Titim Fatimah Maestro Sinden, Subang, Jawa Barat 

Malam ini saya lupa sebenarnya lagi googling apa, namun tetiba saja saya menemukan diri sedang melihat foto yang diunggah Bu Lurah Yuli Merdeka wati, Lurah Cigadung Subang yang berpoto dengan latar poster pesinden Titim Fatimah. Dan saya pun pernah membaca artikel mengenai salah satu maestro Sinden.  

FOTO Lurah Yuli Merdeka Wati Sinden Subang berlatar Lukisan Titim Fatimah Maestro Sinden Subang.
 FOTO Lurah Yuli Merdeka Wati Sinden Subang berlatar Lukisan Titim Fatimah Maestro Sinden Subang.


"Menjadi seniman sejati tentu tidak mudah, sang maestro sinden Subang Ibu Titim Fatimah telah menginspirasi banyak pesinden untuk tidak hanya piawai "ngahaleuang" (nyinden) tetapi pesinden juga harus cerdas dalam mensikapi tantangan jaman, berfikir jauh kedepan dan peka terhadap pelbagai masalah2 sosial yang ada di sekitar kehidupannya." Tulis Lurah Yuli.

Baca juga :  Yuli Merdekawati Lurah Cantik Multitalenta dari Cigadung, Subang.

Bagi orang Sunda disekitar tahun 1960-an pasti tidak asing dengan nama Titim Fatimah. Seorang seniwati legendaris yang tidak saja terkenal di Jawa Barat tapi juga di seantero nusantara.

Pertama sih saya nemu artikel tentang pesinden Titim Fatimah yang  lahir di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1938 namun memiliki darah sunda dari Ayahnya, H. Damri Sumarta. Titim Fatimah pada usia 5 tahun, ia dibawa kembali ke kampung halaman oleh orang tuanya H. Damri Sumarta ke Jalan Cagak, Subang. Sejak kecil bakat sinden Titim sudah terlihat, kemudian ia terus dibimbing oleh ayahnya yang juga mahir bermain kecapi dan kawih sunda. Menjelang remaja beliau semakin mendalami dunia sinden. Beberapa sinden dan ahli karawitan sunda beliau datangi untuk belajar, termasuk Upit Sarimanah sinden yang paling terkenal saat itu.

Setelah beberapa tahun ia mempelajari sinden, ia memberanikan diri untuk menjadi sinden di RRI bandung, namun ditolak. Tanpa putus asa, ia bisa bergabung dengan seni sunda RRI Jakarta dan ia berhasil manggung di RRI Jakarta. Sejak saat itu nama Titim mulai dikenal tidak hanya di Jawa Barat tapi juga keseluruh Indonesia. Hingga Presiden Soekarno pun sering mengundangnya sebagai pengisi acara bersama grup Seni Sunda Studio RRI Jakarta.
 
Sayang sekali saya tidak banyak menemukan banyak artikel mengenai Titim Fatimah. Artikel yang memuat biodata Titim Fatimah jumlah artikelnya yang masih bisa dihitung jari... Satu... dua... Tiga..
 
Bahwa Titim Fatimah ini merupakan sinden yang paling sukses sepanjang masa. Konon kabarnya ketika baru turun dari mobil saja penggemar sudah berbondong - bondong mengerubunginya, hingga bikin petugas keamanan kewalahan. Dan ketika Titim Fatimah mulai "menghaleuangkan" (nyinden) tembang, penonton seolah terhipnotis, begitupun dengan saweran yang diberikan, bahkan penggemarnya berani memberi saweran yang tidak hanya cuma berbentuk uang namun juga mobil hingga rumah... 

Pada puncak karirnya disebutkan bahwa honor sekali panggung Titim Fatimah bahkan bisa melebihi penyanyi pop terkenal pada masa itu. Tapiii... walau pun sukses Titim Fatimah tidak menjadi buta akan nafsu, Uang tersebut ia gunakan untuk pergi naik haji, membangun usaha dan membangun sekolah dasar di Jalan Cagak, Subang, yang merupakan kampung halamannya dengan nama Sekolah Dasar Titim Fatimah. 

Lagu - lagu  Titim Fatimah diantaranya:
1. Es Lilin 
2. Neng Geulis 
3. Mojang Priangan 
4. Bardin 
5. Cikapundung 
6. Bulan Dagoan
 
Pada puncak karirnya, ia menjadi sinden paling terkenal dan sukses secara finansial sepanjang masa. Sebagian honornya ia sumbangkan untuk membangun SD yang hingga kini masih berdiri.
Perjuangannya di dunia seni sunda patut diteladani. Karena beliau, pamor sinden saat itu menjadi meningkat. Sinden sunda tidak hanya di kenal di Jawa Barat tapi juga dikenal secara nasional. Karena beliau, harkat dan martabat sinden menjadi terangkat. Atas sumbangsihnya terhadap kebudayaan sunda tersebut, pada tanggal 23 Pebruari 2003 presiden Megawati Soekarno Putri memberinya penghargaan Satya Lencana Kebudayaan.

Untuk menghargai jasa beliau Pemda Subang juga menyelenggarakan pasanggiri sinden sunda dengan tajuk “Piala Titim Fatimah” pada tahun 2002 dan 2004.

Di tahun 2016 ini dalam rangka memperingati HUT Ke-103 Paguyuban pasundan. Paguyuban Pasundan Cabang Kabupaten Subang menyelenggarakan Festival Sinden Titim Fatimah Tingkat Nasional dan Karawitan Inovation Festival 2016.

Lurah Yuli Merdekawati sedang menghaleuang tembang
 Lurah Yuli Merdekawati sedang menghaleuang tembang di acara Festival Sinden Titim Fatimah Tingkat Nasional dan Karawitan Inovation Festival 2016.



#Terimakasih kepada Bu Lurah Yuli Merdeka Wati... Semoga saja bu lurah karirnya seperti  Sinden Titim Fatimah

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments