--> Skip to main content

Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani di Jabar Diasuransikan

Sampurasun...

Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani di Jabar Diasuransikan

MANGYONO.com - Kang Dedi Mulyadi cawagub Jabar pasangan No.4 ini, saat berkunjung ke sejumlah buruh tani di Desa Karangmekar, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Selasa 6/3/2018

“Mereka buruh bukan petani, buruh nyangkul, ngawuluku (traktor), tandur, ngarambet, dan buruh ngarit/motong,” ujar kang Dedi Mulyadi

Menurut Kang Dedi dalam siklus proses menanam hingga panen selama 4 bulan, penghasilan nyata mereka hanya dua bulan saat peroses menanam. Pasalnya jelas  kalau pendapatan buruh dihitung dari hasil padi saat di panen tidak maksimal, maka otomatis pendapatan para buruh potong padi pun akan berkurang.

Belum lagi, meski buruh ini bergelut di sawah memanen padi tetap kesulitan untuk mendapatkan beras.

“Mereka tidak mendapatkan beras, tapi uang sesuai padi yang didapatkan dan mereka membeli dengan harga mahal. Jadi kalau harga beras mahal, yang menjerit itu bukan hanya masyarakat umum, yang tiap hari di sawah juga menjerit,” ungkap Kang Dedi yang diamini sejumlah buruh tani yang mengelilinginya.

Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani di Jabar Diasuransikan
 Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani di Jabar Diasuransikan

Kang Dedi juga menggambarkan betapa rendahnya upah buruh tani, seraya membandingkan jumlah padi yang harus didapat para buruh potong padi untuk sekedar bisa membeli semangkuk baso seperti yang mereka makan siang saat memanen padi di sawah yang dikunjunginya.

Menurutnya, upah buruh potong padi saat panen dipatok rata-rata 1/8 hasil panen, yang tentu saja diberikan dalam bentuk uang bukan pembagian padi atau beras hasil panen.

“Bayangkan, untuk semangkuk baso makan siang mereka yang harganya sepuluh ribu rupiah saja, mereka harus bisa mendapatkan 14 kg padi, betapa rendahnya upah buruh tani ini, belum lagi kalau gagal panen,” ungkap Kang Dedi.

Karena itu Ia ingin selain upah buruh di sektor industri pertanian ini ditingkatkan seperti halnya upah buruh di sektor industri lainnya, juga harus dibuat program asuransi tenaga kerja dan asuransi proteksi saat terjadi gagal panen.

“Solusinya buruh tani harus diasuransikan, seperti kecelakaan kerja di pabrik kan diasuransikan, mereka ini kalau kecelakaan kerja di sawah dipatok ular atau kakinya kena cangkul, siapa yang menjaminnya? bisa-bisa mereka jatuh miskin untuk yang kedua kalinya,” Kata Kang Dedi.

Menurut kang Dedi industri pertanian juga harus diasuransikan, sehingga ketika gagal panen maka pihak asuransi membayarnya sesuai jumlah nilai produksi yang diasuransikannya. Semisal jika target produksinya 5 ton yang dibayar asuransi, maka buruh tani masih tetap bisa mendapatkan bagian upahnya dari nilai yang dibayarkan perusahaan asuransi.

“Selain itu, pemerintah juga harus memberikan jaminan kesejahteraan pada para buruh tani ini, dijamin kesehatannya, sediakan dokter tiap desa, dijamin saat istrinya melahirkan, rumahnya diperbaiki, sekolah anaknya gratis. Baru mereka ini bisa tidur nyenyak, di Purwakarta juga bisa kok dibuat begitu,” pungkas Kang Dedi 
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Comments
0 Comments